RASULULLAH SAW TIDAK BUTA HURUF??

Semoga Allah mengampunkan kita di atas salah tanggap dan salah tafsir terhadap status baginda Rasulullah SAW sebagai seorang rasul yang Ummiy. Selama ini kita difahamkan bahwa Ummiy itu berarti orang yang tidak tahu membaca dan menulis, artinya buta huruf. Jika begitu fahaman kita artinya kita menganggap baginda orang yang tidak belajar, berarti seorang yang bodoh.

Ensiklopedia Barat juga mendefinasikan Muhammad sebagai seorang yang illiterate. Bagi orang yang tidak prihatin, hal ini mungkin tidak menjadi apa-apa masalah baginya, tapi bagi yang prihatin, yang hatinya terbuka, kita rasakan seolah-olah ada yang tidak kena dengan maksud Ummiy itu. Mana mungkin seorang rasul yang kemuliaannya sampai namanya disandingkan dengan nama Tuhan, dikatakan buta huruf?

Sebenarnya yang dimaksudkan Ummiy itu ialah orang yang belajar secara luar biasa, bukan melalui kaedah biasa atau belajar secara proses biasa. Tujuan belajar adalah supaya menjadi pandai, dengan mengisi ilmu kepada akal dan rohnya. Itulah hakikatnya. Jika akal dan roh tidak diisi dengan ilmu maka seseorang itu tidak akan dapat menjadi pandai.

Orang yang hendak menjadi pandai secara biasa, kenalah melahirkan sebab lahiriah untuk mencapai matlamatnya. Contohnya melalui menulis, membaca, berguru, belajar di sekolah dan lain-lain. Bagi orang biasa, jika tidak mengikut kaedah ini, maka tidak akan menjadi pandai. Itulah lumrahnya. Tetapi itu adalah proses untuk manusia biasa.

Oleh karena Rasulullah itu orangnya luar biasa, Allah pandaikan dia tanpa melalui proses biasa. Demikianlah Maha Besarnya Tuhan, Rasulullah dipandaikan melalui proses luar biasa. Jadi Rasulullah sebenarnya seorang yang belajar tidak secara biasa tapi secara luar biasa. Oleh itu sama sekali tidak benar jika dikatakan Rasulullah tidak belajar. Sebenarnya Rasulullah SAW tidak perlu membaca dan menulis.

Mari kita bahaskan juga kata2 Ummi itu didasarkan kepada arti terjemahan ‘ibu’.

  1. Ibu kalau dibahaskan secara lahir ia merupakan punca zuriat karena ibu melahirkan. Jika tidak ada ibu, mana mungkin dapat melahirkan zuriat.
  2. Bagi yang tidak bernyawa yang disebut ibu juga contohnya, ibu roti. Daripada ibu rotilah dapat hasilkan roti. Itu disebut ibu juga.
  3. Ibu secara batin atau maknawi punya arti yang lebih hebat, iaitu ibu dan ayah pada diri kita ialah akal dan roh. Tanpa akal dan roh, tiada arti apa-apa. Sebab itulah Allah terus bagi ilmu pada Rasulullah tanpa menggunakan alat. Itulah sebabnya Rasulullah dikatakan Ummiy yaitu belajar secara langsung dari Tuhan. Allah langsung campakkan ilmu pada ibu dirinya yaitu akal dan roh. Oleh itu salah besarlah jika dikatakan Rasulullah tidak belajar.

Rupanya begitu hebat Allah memproses hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dengan cara dipandaikan tanpa melalui proses belajar secara biasa. Itulah sebenarnya mukjizat Rasulullah yang cukup agung dan hebat. Ummiy itu adalah lambang kebesaran Rasulullah sebenarnya.

Layaklah Rasulullah itu dikatakan ibu, karena baginda ialah ibu segala ilmu, ibu segala kebaikan, ibu kepada perjuangan, ibu kasih sayang, perpaduan dan lain-lain karena daripadanya lahirlah ilmu, kebaikan, perpaduan, kasih sayang, pengorbanan, perjuangan dan lain-lain.

Malah yang membenarkan dan melayakkan lagi baginda menjadi ibu berlandaskan gelaran Ummiy tersebut ialah karena rohnya adalah ciptaan Tuhan yang pertama. Dan dari karena kebesaran dan kemuliaan Nur Muhammad inilah diciptakan langit dan bumi, haiwan, tumbuhan, Syurga, Neraka dan lain-lain. Begitulah hebat dan mulianya Rasulullah hinggakan baginda dilantik menjadi Penghulu manusia dan namanya diangkat sebaris dengan nama Tuhannya.

Musuh-musuh Islam terutama Yahudi dan golongan orientalis sebenarnya sangat kenal siapa Rasulullah. Kehebatan dan kemuliaannya ada dalam pengetahuan dan kajian mereka.

Lalu mereka mencoba mengelirukan dan mengkelabukan pemikiran umat Islam dengan mengatakan bahwa: “Rasulullah itu Ummiy yakni tidak tahu membaca dan menulis untuk membuktikan bahwa Al Quran itu bukan dari tulisan Rasulullah.” Nampak macam logik dan rasional hujah tersebut. Tapi sebenarnya mereka menutup maksud Ummiy yang sebenar yang memperlihatkan kehebatan Rasulullah SAW.

Akhirnya umat Islam dari generasi ke generasi beranggapan Rasulullah itu buta huruf, dan kesan psikologi terhadap pemahaman palsu ini menyebabkan umat Islam menjadi umat yang mundur bukan setakat miskin ilmu, harta, kemajuan, dan lain-lain tetapi yang lebih parah dari itu ialah miskin iman.

Usaha-usaha untuk memperkecilkan martabat Rasulullah memang telah sekian lama dirancang oleh para musuh Islam. Mereka sengaja hendak memperlihatkan Rasulullah sebagai tidak bertamadun agar umat Islam juga akan mencontohinya. Kebesaran dan kemuliaan Rasulullah cuba ditutup dan dilindungi. Untuk memperlihatkan dengan lebih jelas bahwa Ummiy adalah satu mukjizat besar Rasulullah dan bukannya buta huruf.

Mari kita lihat pula kaedah menuntut ilmu melalui proses luar biasa ini. Rasulullah itu digelar Ummiy karena padanya diberikan ibu segala ilmu. Separtimana Al Fatihah dikatakan Ummul Kitab, karena di dalamnya adalah intipati Al Quran, begitu jugalah dengan Rasulullah, di mana wahyu yang diturunkan kepadanya adalah ibu segala ilmu. Oleh karena apa yang dianugerahkan kepada Rasulullah itu adalah ibu ilmu, ia tidak boleh diterima melalui proses biasa.

Ibarat seorang yang ingin mengail ikan yang besar, mestilah menyediakan kail yang besar dan kuat, umpan yang baik, tali kail mestilah kemas dan tahan, peralatannya mestilah gagah dan sesuai dengan ikan yang hendak dikail.

Begitu jugalah bagi seseorang yang ingin memperolehi ilmu luar biasa dari Tuhan separtimana Rasululah mendapat wahyu, tidak cukup sekadar melalui proses biasa dengan menggunakan pancaindera. Ilmu wahyu yang Allah anugerahkan pada baginda adalah diajar terus kepada ibu dirinya iaitu akal dan roh. Ilmunya bukan dari sumber membaca dan menulis.

Sumber : Kuliah Tafsiran Ummiy oleh Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi