Sejarah Yang tak tertulis

Apakah anda termasuk yg suka sejarah?? ternyata tidak semua sejarah harus berupa data tertulis,berupa relief..tapi banyak bekas peninggalan-peninggalan yg sekarang kita nikmati ternyata menyimpan sejarah yang tak tertulis.
Begitulah sejarah dan para pahlawannya,para pejuang dan pahlawan tidak semuanya mencatat sejarah,namun hampir sebagian besar sejarah ditulis oleh pemegang kekuasaan atau sang pemenang perang.seandainya negeri kita ini dimenangkan oleh belanda,sangat mungkin sejarah-sejarah Indonesia akan dihilangkan terutama yang menyangkut hal-hal yg merugikan pihak mereka.
sama juga ketika kita mempelajari sejarah zaman orde baru yg ternyata tidak sesuai dengan fakta.
Sebagai contoh,apakah anda tahu kota sleman di daerah istimewa Yogyakarta?? apa yg saya tanyakan adalah asal mula nama kabupaten sleman tsb,yah tak banyak yang tau memang. kalo ternyata kota yang menurut Perda no.12 tahun 1998 tertanggal 9 Oktober 1998, menetapkan tanggal 15 (lima belas) Mei tahun 1916 merupakan hari jadi Sleman. Di sini perlu ditegaskan bahwa hari jadi Sleman adalah hari jadi Kabupaten Sleman, bukan hari jadi Pemerintah Kabupaten Dati II Sleman.Dalam perhitungan Almanak, hari jadi Kabupaten Sleman jatuh pada hari Senin Kliwon, tanggal 12 (dua belas) Rejeb tahun Je 1846 Wuku Wayang. Atas dasar perhitungan tesebut ditentukan surya sengkala (perhitungan tahun Masehi) Rasa Manunggal Hanggatra Negara yang memiliki arti Rasa = 6, manunggal = 1, Hanggatra = 9, Negara = 1, sehingga terbaca tahun 1916. Sementara menurut perhitungan Jawa (Candra Sengkala) hari jadi Kabupaten Sleman adalah Anggana Catur Salira Tunggal yang berarti Anggana = 6, Catur = 4, Salira = 8, Tunggal = 1, sehingga terbaca tahun 1846. Kepastian keberadaan hari jadi Kabupaten Sleman didasarkan pada Rijksblad no. 11 tertanggal 15 Mei 1916. Penentuan hari jadi Kabupaten Sleman dilakukan melalui penelaahan berbagai materi dari berbagai sumber informasi dan fakta sejarah.
Namun sejarah yang tak tertulis mengatakan bahwa nama “Sleman” diambil dari nama seorang aulia atau wali yang menyebarkan dakwah di sekitar daerah tersebut yang susur galur nasabnya menyambung sampai kepada Rasulullah SAW atau yang kita kenal dengan sebutan Habib atau sayyid.
Nama Sleman diambil dari nama beliau,yaitu Sayyid Sulaiman Mojoagung (bergelar pangeran kanigara ) Bin Abdurrahman Tajudin basyaiban dan para anak keturunannya banyak yang menjadi pejabat keraton Yogyakarta yang kurang lebih pada masa Sri sultan Hamengkubuwono II.
Dan ini bisa dibuktikan dengan adanya makam para anak keturunannya di komplek keraton dan beberapa lainnya tersebar di wilayah Pekalongan,Sidoresmo dan Magelang (Tepatnya di makam Khusus Keluarga Basyaiban di Payaman Kab.magelang dan di makam tersebut bersemayam makam Terkenal Kepala Regent magelang pertama atau istilah sekarang adalah Bupati Pertama Magelang yaitu Sayyid Alwi bin Ahmad Basyaiban yg bergelar Raden Ngabei Danoeningrat I).
Mungkin kebiasaan lidah jawa maka menyebut Nama Sayyid Sulaiman dengan sebutan “Sleman” saja hingga sekarang menjadi sebuah Kota yang ramai.
Dan Napak tilas Sayyid Sulaiman Mojoagung basyaiban ini ternyata masih bisa kita lihat di kota Jogjakarta dengan adanya suatu wilayah atau kecamatan Danurejan, karena nama “Danurejan” aslinya berasal dari salah satu anak keturunan dari Sayyid Sulaiman ini yang bernama Sayyid Ahmad bin Muhammad Said bin Abdul wahab bin Sulaiman Basyaiban yg bergelar Pangeran Danurejo krn menjadi salah satu menantu keraton Jogjakarta.
Dan dari pangeran Danurejo atau Sayyid Ahmad Basyaiban inilah lahir Bupati Pertama Magelang yg bergelar Raden Ngabei Danoeningrat I atau Sayydi Alwi Basyaiban yang meninggal pada Tahun 1825.
Mungkin sudah seharusnya kalau masyarakat kota Sleman juga ikut berterima kasih kepada Sayyid Sulaiman Mojoagung Basyaiban ini salah satunya dengan berziarah ke MojoAgung Jawa Timur tempat beliau dimakamkan yang tak pernah sepi peziarah dari berbagai belahan kota di Indonesia bahkan dari mancanegara.
Apa yg saya tulis ini salah satunya karena saya juga sangat mengenal dengan para anak keturunan Sayyid Sulaiman MojoAgung basyaiban yang tersebar di Tiga kota besar, Yaitu Magelang,Sidoresmo dan Pekalongan yang tergabung dalam Suatu wadah Silaturrahmi Ittihad Ansaab Basyaiban atau disingkat IAB yang berpusat di jakarta namun ada 3 cabang di Kota besar tersebut.
Selain itu mungkin anda juga kurang paham bahwa dulu sejarah pernah mencatat di Pasuruan Jawa timur di masa penjajahan ada pasukan yg kita kenal dengan “sebutan arek-arek suroboyo” ternyata mereka juga satunya dipimpin oleh para anak keturunan dari Sayyid Sulaiman Basyaiban ini juga.Wallohua’lam
Ternyata Ulama dulu tidak tanggung dalam melaksanakan Syiar Islam,maka pantas saja kalau Indonesia menjadi Negara dengan penduduk Islam terbanyak di seluruh dunia.